Jambi – Kesulitan para pedagang di Terminal Rawa Sari Kota Jambi untuk beroleh air bersih nampak masih harus menempuh jalan terjal.
Bayangkan saja, belum lama usia terminal yang telah menelan anggaran senilai Rp 15 Milliar dengan dana pinjaman Pemkot Jambi dari PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) itu.
Namun untuk keperluan air bersih saja para pedagang masih hasus mengambil air dari WC umum di bagian belakang terminal megah itu.
“Kalau disini air itu susah pak, kami ngambil air ya dari toilet itu,” kata Marbun, pedagang di lokasi, belum lama ini.
Saat berbincang soal keluhan para pedagang tersebut, Kasi Penataan Bangunan dan Lingkungan Dinas PUPR Kota Jambi, Zamzami mengklaim bahwa Dinas PUPR Kota Jambi sudah mengurus masalah air di terminal itu. Seiring dengan pekerjaan gedung terminal selesai pada pertengahan 2022 lalu.
Lain hal lagi dengan pihak pengelola yakni Dinas Perhubungan Kota Jambi, Saleh Rido selaku Kadis Perhubungan menyampaikan pihaknya telah berkoordinasi dengan DPUPR Kota Jambi dan juga PDAM Tirta Mayang terkait persoalan air bersih yang dikeluhkan para pedagang.
Sementata itu Direktur Utama Perumdam Tirta Mayang Dwike Riantara melalui Humas PDAM Ade Lubis hanya memberi pernyataan singkat soal keluhan air bersih pedagang di Terminal Rawa Sari.
“Kantor Terminal Rawasari adalah pelanggan Tirta Mayang dan rutin membayar tagihan. Saran kami agar diklarifikasi penyediaan air untuk para pedagang di terminal tersebut menjadi tanggung jawab dan kewenangan siapa,” katanya, Jumat 24 Februari 2023.
Persoalan ini pun seolah tak mudah diselesaikan oleh OPD Pemkot Jambi, sekalipun berdasarkan pengakuan Marbun, mereka tetap dibebankan uang retribusi sebesar Rp 3 Juta pertahunnya.