DATAJAMBI, Jambi – Persoalan kesalahan data mahasiswa Universitas Jambi yang dicatut sebagai pendaftar program Kampus Merdeka menuju titik terang.
Semenjak diberitakan oleh media ini beberapa waktu lalu, lantas persoalan ini menjadi sorotan banyak mahasiswa.
Pasalnya, mereka tidak melakukan pendaftaran maupun tidak menerima pembiayaan dari Kampus Merdeka tetapi namanya terdaftar sebagai peserta di website resmi Pangkalan Data Pendidikan Dikti (PDDikti).
Menanggapi persoalan ini, Sahrial selaku Ketua Lembaga Penelitian Teknologi Informasi dan Komunikasi (LPTIK) Universitas Jambi akhirnya angkat bicara.
Dia menjelaskan bahwa kesalahan ini bermula dari adanya salah satu bagian dari program Kampus Merdeka yaitu pertukaran pelajar.
Adapun pertukaran pelajar ini adalah kesempatan bagi para mahasiswa untuk mengambil mata kuliah yang berada di luar program studinya.
Akan tetapi, kenyataan di lapangan ada beberapa kebijakan program studi yang mengambil mata kuliah yang sifatnya umum seperti mata kuliah Bahasa Indonesia dari program studi lain yang jelas kode mata kuliahnya juga berbeda.
“Nah karena ada kode mata kuliah yang berbeda, karena mata kuliahnya diambil dari program studi lain, aplikasi PDDikti menerjemahkan mereka sebagai peserta kampus merdeka, yaitu pertukaran pelajar,” ujarnya pada Selasa, 21 November 2023.
Dia mengatakan kesalahan ini murni di aplikasi PDDikti bukan pada proses penginputan data dari Universitas Jambi. “Kesalahan ini ada di aplikasi PDDikti,” katanya.
Oleh karena itu, LPTIK Universitas Jambi akan mempertanyakan kepada pihak PDDikti mengenai regulasi sebenarnya mengapa hal ini bisa terjadi.
“Kami akan mempertanyakan ini ke pusat mengapa bisa terjadi seperti ini,” katanya.
Dia mengatakan Universitas Jambi juga tidak menginginkan data mahasiswanya terinput sembarang.
“Kita juga tidak menginginkan kesalahan data ini terjadi pada mahasiswa kita, karena data kita akan bias dikemudian hari,” ujarnya.
Terakhir, mengenai jumlah pastinya dia mengatakan tidak tahu pasti. Oleh karena itu LPTIK Universitas Jambi akan memerintahkan kepada setiap Ketua Program Studi untuk melaporkan jumlah mahasiswa yang datanya salah.
“Belum kita ketahui pasti, semenjak persoalan ini diangkat kita sudah suruh ketua setiap program studi untuk melaporkan jumlahnya,” ucap Sahrial.