Para turis yang didominasi pelancong aneh itu dievakuasi pada akhir pekan waktu lokal. Menteri pariwisata negara itu, Luis Fernando Helguero, menyampaikan benteng antik Inca pada Sabtu (20 /1) memang sudah ditutup. Dia juga tak membantah bahwa 417 wisatawan terkena efek dan terdampar di lokasi.
Ratusan orang yang tersisa di Aguas Calientes, pintu gerbang ke daerah bersejarah itu, lalu dievakuasi dengan bus dan kereta api.
Penutupan memang tidak mampu ditunda walaupun pelancong masih banyak yang berdatangan. Kata Helguero, kerusuhan politik yang sedang terjadi di negara itu membuat pemerintah harus mengambil jalan cepat, salah satunya dengan menutup situs tersebut.
“Untuk melindungi keamanan wisatawan dan penduduk kebanyakan,” kata Helguero dilansir dari Independent.
Bukan hanya itu, pemerintah negara itu juga menutup The Inca Trail Network. Bahkan semua jalan setapak yang mengarah ke lokasi, juga ditutup. Penutupan dilaksanakan hingga waktu yang tidak mampu ditentukan.
Penutupan ini juga berimbas pada pengunjung yang telah membeli tiket untuk beberapa hari ke depan. Para turis yang sudah membeli tiket ke Machu Picchu mulai 21 Januari dan seterusnya bisa mengklaim pengembalian uang hingga sebulan setelahnya.
Sejak Desember 2022 lalu, ledakan protes terus terjadi di Peru. Protes terjadi setelah penunjang presiden yang dimakzulkan, Pedro Castillo mulai melaksanakan demonstrasi.
Tak hanya protes, kekerasan juga terjadi khususnya di kota Lima dan Puno pada pekan lalu. Kekerasan itu menimbulkan sekitar 30 penduduk lokal terluka.
Akibat hal tersebut, pemerintah juga telah menginstruksikan biar penduduk tetap diam di rumah, termasuk melakukan pekerjaan dari rumah.
Outlet berita juga melaporkan bahwa bagian dari kereta api Peru Urubamba-Ollantaytambo-Machu Picchu rusak dalam demonstrasi anti-pemerintah pada Kamis, yang membatasi evakuasi proses.
Pada Sabtu, Kementerian Luar Negeri (FCDO) memperbarui ajuan perjalanannya untuk Peru, yang kini berbunyi: “Protes politik di berbagai bagian Peru, termasuk Cusco dan Lima terus berlanjut.
“Mereka tidak bisa diprediksi dan dapat berkembangdengan cepat, tergolong kekerasan. Anda mesti waspada. Jika memungkinkan, Anda harus tetap berada di kawasan yang aman. Anda juga harus mengawasi media setempat, tergolong kanal media sosial.
“Wisatawan yang tiba di Peru mesti menyadari bahwa perjalanan ke beberapa bab negara mungkin tidak mampu dikerjakan. Protes mampu menyebabkan gangguan perjalanan, termasuk dengan blokade jalan, penangguhan layanan kereta (tergolong kereta ke/dari Machu Picchu) dan penutupan bandara di aneka macam bagian negara.”
(tst/chs)