Oleh: Jorgi Pasaribu*
LANGKAH gontai Syarif Fasha terhenti sejenak. Ada foto besar Surya Paloh di lobby NasDem tower membuat keningnya semakin berkerut. Kegelisahan yang tak berujung.
Sebagai komandan tertinggi gerakan perubahan di Jambi disertai pengalaman satu dawarsa menjadi Wali Kota Jambi berujung pada satu kesimpulan, Al Haris calon terkuat Gubernur Jambi. Fasha meyakini betul Romi Hariyanto bukanlah penakluk Al Haris. Seperti cerita fiksi Lex Luthor yang memiliki batu kriptonite untuk melemahkan superman.
Beberapa kali Fasha coba meyakinkan Bappilu DPP NasDem namun belum bisa menjawab kegelisahannya. Fasha tahu betul biduk NasDem berisikan insan-insan politik yang memiliki kedekatan emosional dengan Al Haris. Pengalaman empiris mengarungi kandasnya Pilgub 2020 terus berputar dalam memori Fasha.
Fasha ingat betul betapa gagahnya Azrai mengurangi defisit kekalahan di Sarolangun dan Muhammad Yani berkontribusi atas kemenangan telak di Merangin saat Pilgub 2020 selesai dihitung. Belum lagi kontribusi kakak beradik Monadi dan Edmon di Kerinci serta hamdi bergerak di tebo. Soal Monadi dan Hamdi kemudian berbaju PAN tidaklah kita persoalkan dalam konteks ini.
Kabar Romi menggandeng Saniatul Lativa bukanlah sisi melemahkan. Pertanyaan dalam hati Fasha bukanlah mengapa Saniatul? Tapi malah mengapa Romi?
Saniatul jelas memiliki kriteria sebagai penakluk. Seorang aktivis politik yang mumpuni yang secara konsisten kampanye permanen mengenai stunting dan kesehatan reproduksi bagi kaum ibu di Jambi. Saniatul juga seorang perempuan Jawa yang berdinamika dalam wadah fatayat NU. Cleavage politik yang kuat dari legislator pusat dua periode berturut-turut pula.
Perempuan pilih perempuan sangatlah relevan. Karena kandidat perempuan lebih persuasif, hangat dan sangat dekat dengan realita. Buktinya Ratu Munawaroh bisa memaksa kemenangan tipis Al Haris yang hanya di bawah 1 % pada Pilgub Jambi 2020.
Akhirnya Saniatul malah memutuskan berpisah dari Romi. Alasan yang sejatinya hanya diketahui oleh Saniatul seorang diri. Banyak spekulasi namun tak elok kita pergunjingkan.
Malam yang larut untuk bertemu Romi yang ditemani Sudirman pun tak sanggup menghilangkan kegundahan Fasha. Mengapa Romi?
*wartawan, tinggal di Jambi