DATAJAMBI, Jambi – Pemilihan presiden (Pilpres) dan pemilihan legislatif (Pileg) tahun 2024 sudah di depan mata. Hanya sekitar 75 hari lagi pesta 5 tahunan ini akan segera digelar.
Diketahui, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia menyatakan sekitar 52% pemilih akan diisi oleh generasi milenial dan generasi Z (Gen Z).
Oleh karena itu tak sedikit, anak muda turut serta dalam kontestasi politik ini.
Salah satunya Marhaend Halim. Mantan aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) turut mencalonkan diri sebagai calon legislatif (Caleg) di Kabupaten Tanjungjabung Timur Provinsi Jambi dari Partai Demokrasi Indonesia – Perjuangan (PDI-P) dengan Daerah Pemilihan (Dapil) 1 yang meliputi Kecamatan Muara Sabak Timur, Muara Sabak Barat, Kuala Jambi, Dendang.
Caleg DPRD dengan nomor urut 2 ini berpendapat dengan banyaknya pemilih pemuda tersebut, anak muda harus memiliki representasi politik di legislatif.
“Yang paling penting adalah anak muda harus memiliki representasi di DPR,” ujarnya pada Kamis, 30 November 2023.
Marhaend mengatakan alasannya mantap maju sebagai caleg di Tanjungjabung Timur adalah karena keresahannya terhadap adanya fungsi-fungsi legislasi di sana yang tidak berjalan maksimal.
“Saya Ingin menjalankan fungsi-fungsi legislasi di Tanjungjabung Timur selama ini menurut saya belum berjalan maksimal,” ujarnya.
Selain itu, dia juga melihat di Tanjungjabung Timur bahwa banyak persoalan-persoalan yang harus segera untuk dituntaskan.
Di antaranya adalah persoalan infrastruktur khususnya jalan baik antar kabupaten, kecamatan, desa, hingga kelurahan dan persoalan kesehatan.
Marhaend mengatakan jalan adalah nadi perekonomian yang memudahkan mobilisasi masyarakat dalam menggerakkan roda perekonomian.
“Tidak akan mungkin suatu daerah menggeliat ekonominya apabila jalannya rusak, orang sudah malas berinvestasi maupun kegiatan niaga lainnya, karena biaya pengiriman barang akan mahal dan membengkak,” katanya.
Kemudian persoalan kesehatan, dia mengatakan di beberapa desa yang padat penduduknya tapi masih belum memiliki Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).
“Seperti desa simbur naik, kuala Simbur, Lambur, Lambur 1 dan Lambur 2, sudah banyak penduduknya akan tetapi tidak memiliki satu puskesmas, mereka harus terpaksa jauh berobat ke Muaro Sabak untuk berobat,” kata Marhaend.
Marhaend yang juga Wakil Ketua Bidang Kaderisasi dan Ideologi DPC PDI-Perjuangan Kabupaten Tanjungjabung Timur ini mengatakan apabila dia diberikan kesempatan oleh rakyat untuk mengabdi dengan duduk di kursi DPRD Kabupaten Tanjungjabung Timur, dia akan juga berjuang bagaimana desa-desa tersebut maupun daerah lain supaya memiliki puskesmas.
“Bagi saya suatu daerah yang maju adalah daerah yang rakyatnya mudah mengakses fasilitas kesehatan,” ujarnya.