DATAJAMBI, Bengkulu – Kasus perundungan dikalangan pelajar nampak masih menjadi momok menakutkan. Terbaru seorang siswi berinisial Aa (14) disalah satu SMP Negeri di Kota Bengkulu diduga kuat menjadi korban perundungan oleh 7 orang temannya.
Korban diketahui berdomisili di Kecamatan Singaran Pati Kota Bengkulu. Sebelumnya, pihak keluarga terduga pelaku dengan keluarga korban telah sepakat untuk menyelesaikan perundungan itu dengan cara kekeluargaan.
Pihak keluarga terduga pelaku dan pihak keluarga korban sepakat berdamai, dan pihak keluarga pelaku pun siap untuk bertanggung jawab terhadap korban.
Namun pada mediasi ketiga, para keluarga terduga pelaku mengingkari kesepakatan tersebut yang akhirnya membuat pihak keluarga korban terpaksa menempuh jalur hukum.
Sore Jumat, 29 September 2023, korban didampingi orang tuanya mendatangi Polresta Bengkulu untuk melaporkan perkara perundungan tersebut.
Dilansir dari OkeTebo.com, tante korban Ria mengungkapkan jika perkara perundungan yang menimpa keponakannya itu terjadi pada Kamis, 21 September 2023 kemarin.
Akibat perundungan itu, keponakannya mengalami luka cakar di bagian pelipis kiri, luka memar di bagian kening dan luka lebam pada bagian tubuh lainya.
“Diduga pelaku adalah sesama siswa SMP Negeri Kota Bengkulu,” kata dia, Minggu, 1 Oktober 2023.
Berdasarkan keterangannya, sebelumnya terduga melakukan bullying terhadap keponakannya itu dengan mengatakan gemuk, hitam, caper, tikni, ngejek cara bicara, kidal, cara berjalan korban seperti bebek dan lain sebagainya.
Mendapat perkataan itu, korban tidak terima dan meminta klarifikasi kepada salah seorang terduga pelaku. Namun bukannya mendapat klarifikasi, malah keponakan Ria dimarahi dan dilempar dengan cermin.
Saat itu, Tante korban, sempat terjadi adu mulut antara keponakannya dengan terduga pelaku namun berhasil dilerai oleh teman korban. Selanjutnya korban meninggalkan diduga pelaku.
Keesokan harinya, Jumat, 22 September 2023 pagi, dua orang teman pelaku bullying mendatangi dan mengancam korban. Namun hal itu tidak dihiraukan oleh korban.
Namun pada saat pulang sekolah, para terduga pelaku menghadang korban ditengah jalan dan langsung melakukan pengeroyokan.
Akibat pengeroyokan itu, korban mengalami luka cakar, memar, cedera kepala, cedera otot bahu kiri dan kanan, dan cedera pada bagian leher diduga akibat benturan.
Tidak itu saja, korban juga mengalami sakit pada bagian perut diduga akibat tendangan berulang kali oleh para terduga pelaku. Korbanpun akhirnya melaporkan hal itu kepada orangtuanya.
Setelah mendapat laporan dan melihat kondisi anaknya, orang tua korban langsung mendatangi Polresta Bengkulu untuk membuat laporan. Namun pihak kepolisian menyarankan agar dilakukan mediasi sehingga pihak keluarga korbanpun hanya membuat aduan masyarakat.
Namun setelah dilakukan mediasi yang difasilitasi oleh pihak sekolah, tidak ditemukan kata sepakat dan akhirnya pihak keluarga korban memutuskan untuk menempuh jalur hukum.
“Sudah tiga kali mediasi yang difasilitasi pihak sekolah dan dihadiri oleh bhabinkamtibmas. Tapi tidak ada solusi. Jadi kami terpaksa melaporkan kasus ini kepada pihak kepolisian,” kata Ria.
Tante korban pun dan mengaku jika saat ini keponakannya itu mengalami trauma.
Diapun berharap pihak kepolisian segera mengusut kasus yang dialami keponakannya itu.
“Karena tidak ada etikat baik dari keluarga terduga, jadi terpaksa kita laporkan ke polisi. Ada tujuh orang yang kita laporkan. Semoga ini bisa menjadi pembelajaran bagi kita semua dan bisa memberi efek jera kepada terduga,” ujarnya.