Hal ini disebut menjadi atensi serius mengenang sumber daya insan di dalam negeri sekarang belum bisa menanganinya.
“Langkah ke depan aku akan undang pemegang merek dan importir kendaraan listrik untuk membahas problem ini,” kata Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Hendro Sugiatno dikala dihubungi, Selasa, 31 Januari 2023.
Menurutnya pemerintah juga akan meminta para produsen melatih personel kepolisian lalu lintas terkait penanganan kecelakaan atau kebakaran yang melibatkan kendaraan listrik di jalan raya.
“Sudah aku diskusikan dengan Kakorlantas untuk meminta pemegang merek kendaraan listrik untuk melatih petugas kemudian lintas di jalan apabila ada kecelakaan yang melibatkan kendaraan listrik, bagaimana cara memutuskan arus listriknya,” kata beliau.
Menurut Hendro produsen berkewajiban menunjukkan informasi penanganan masalah kendaraan listrik, bahkan terhadap penduduk luas.
“Budaya penduduk kita suka menolong kalau ada insiden kecelakaan lalu lintas, maka ada keharusan pemegang merek kendaraan listrik di Indonesia menerbitkan terhadap penduduk kalau ada kendaraan listrik terlibat kecelakaan apa yang boleh dan dilarang dijalankan. Karena arus listrik pada kendaraan listrik sangat tinggi,” ucap dia.
Pengamat otomotif sekaligus akademisi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Agus Purwadi sebelumnya menerangkan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia belum bisa menanggulangi kebakaran kendaraan listrik.
Bahkan, menurut Agus ketidaksiapan SDM Indonesia menanggulangi perkara kebakaran pada kendaraan listrik sudah juga diakui pemerintah.
“Dimana penduduk antusias (EV), maka safety belum siap. Itu diakui (pemerintah),” kata Agus beberapa waktu kemudian.
Menurut Agus perkara kebakaran antara kendaraan listrik dengan konvensional mempunyai penanganan berbeda. Kata beliau saat kendaraan listrik terbakar, suhunya akan naik sangat tinggi akhir korsleting pada baterai.
Pada kondisi itu objek yang terbakar juga tidak mampu eksklusif disiram air atau disemprot menggunakan alat pemadam api ringan untuk memutus api.
Pada beberapa insiden di luar negeri, menyiram air ke kendaraan listrik ketika terbakar tidak kuat signifikan.
“Makara even menanggulangi safety kendaraan listrik, itu pemadam kebakaran kita belum siap,” kata Agus.
Cara penanganan tepat ini dikatakan Agus tidak dimiliki banyak orang, sekalipun di negara yang telah populer menggunakan kendaraan listrik. Agus menambahkan banyak tenaga andal yang telah mendapat training kerepotan memadamkan api di kendaraan listrik.
“Seperti di luar yang sudah pelatihan saja masih kewalahan menghadapinya. Seperti di Prancis itu malah kesannya ratusan bus grounded. Karena temperatur tinggi sesudah terbakar,” ucap Agus.