Dari 11 korban, TKW bernama Aslem berkala menyetorkan duit setiap bulan selama enam tahun ke rekening tersangka Dede Solehudin. Sementara korban lain bernama Hanna berkala menyetorkan honor selama dua tahun.
Padahal, mereka berharap honor yang disetorkan ke tersangka itu mampu dilipatgandakan. Nyatanya, Aslem justru merugi Rp288 juta, sedangkan Hanna sekitar Rp75 juta.
“Selama mereka menyetor belum menerima laba,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko kepada wartawan, Kamis , 26 Januari 2023.
Kepada polisi, Hanna mengaku sempat menagih soal keuntungan dari aksi penggandaan duit tersebut. Namun, Hanna malah menerima ancaman dari Wowon cs.
“Tidak mampu apa-apa, ditambah dengan ancaman ini, ‘Jangan banyak berbicara dan kemudian nanti akan celaka.’ Ini tentu catatan teknis proses penyidikan,” tutur Trunoyudo.
Lebih lanjut, Hanna disebut baru menyadari aksi penggandaan duit ini yakni penipuan dikala TKW lain bernama Siti dilaporkan hilang oleh keluarga.
“Siti dilaporkan pihak keluarga di Garut menerima musibah, terkait dengan meninggalnya Siti, muncul lah kecurigaan,” ucap Trunoyudo.
Polisi sebelumnya menemukan anutan dana sebesar Rp1 miliar dari para TKW dalam perkara serial killer oleh Wowon cs. Selain itu, polisi memperoleh 11 TKW yang menjadi korban penipuan.
Identitas 11 orang TKW ini yakni Yeni, Farida, Siti Fatimah, Aslem, Entin, Hamidah, Evi, Hana, Yanti, Nene serta Sulastini. Dari 11 orang tersebut, dua di antaranya; Farida dan Siti sudah tewas di tangan Wowon cs.
Belasan orang TKW setiap bulannya secara berkala mengirimkan gaji mereka ke rekening atas nama tersangka Dede.
Polisi juga mengungkapkan bahwa dari belasan TKW yang menjadi korban, ada dua yang turut berperan menyebarkan praktik penggandaan uang oleh Wowon cs. Keduanya yaitu Yeni dan Siti.
“Diketahui bahwa untuk secara umum dikuasai korban diperkenalkan modus penggandaan uang ini dari Yeni dan Siti,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko dalam keterangannya, Kamis , 26 Januari 2023.
(dis/chri)