Jumlah tembakan itu terungkap lewat kesaksian Danki 1 (sebelumnya disebut Danki 3) Brimob Polda Jatim AKP Hasdarmawan dan Kasat Samapta Polres Malang AKP Bambang Sidik Achmadi.
Para anggota Polri aktif yang menjadi terdakwa Tragedi Kanjuruhan ini bersaksi di persidangan dua terdakwa Tragedi Kanjuruhan, ialah Ketua Panpel Arema FC Abdul Haris dan Security Officer Suko Sutrisno.
Hasdarmawan mengatakan dari 90 anggota Brimob di bawah komandonya, sembilan personel di antaranya membawa senjata gas air mata.
Tiap personel itu, kata ia, menenteng sekitar 10 amunisi gas air mata. Terdiri dari peluru warna merah, biru dan silver.
“Masing-masing ada yang sepuluh, ada yang sembilan, perlengkapan gas gun ini tidak dilengkapi magazine, jadi kami bawa tas kecil. Amunisi merah, biru, silver,” kata Hasdarmawan di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, Kamis , 26 Januari 2023.
Saat kerusuhan pecah, Hasdarmawan mengaku empat kali menyuruh sembilan anggotanya untuk menembakkan gas air mata ke arah selatan lapangan.
“Kalau keluar semua, iya [36 kali tembakan di dalam stadion],” ucapnya.
Tembakan-tembakan itu, kata beliau, diarahkan cuma ke lapangan dan daerah suporter yang melakukan penyerangan. Ia bersikeras tak pernah meminta anak buahnya menembak ke arah tribune.
“Kalau [perintah arahkan tembakan gas air mata] ke tribune tidak ada. [Arah tembakan] sesuai dengan bahaya,” ujarnya.
Usai menembakkan gas air mata di dalam stadion, Hasdarmawan dan pasukannya lalu keluar untuk menolong evakuasi mobil baraccuda yang dinaiki Persebaya.
Dia kemudian mengaku memerintahkan sembilan anggotanya untuk menembakkan gas air mata masing-masing sebanyak dua kali, untuk mengurai massa yang melakukan blokade.
“Di luar sekitar satu atau dua kali [18 tembakan],” katanya.
Sementara itu, terdakwa Kasat Samapta Polres Malang AKP Bambang Sidik Achmadi menyampaikan dari 29 anak buahnya, hanya dua di antaranya yang melakukan penembakan gas air mata ke tengah lapangan.
“Saya memerintahkan dua anggota saya untuk menembakkan gas air mata,” katanya.
Satu anggotanya membawa tiga amunisi, dan satu sisanya membawa satu amunisi. Total ada lima amunisi, dua berwarna merah dan tiga berwarna kuning.
“Setelah konsolidasi masing-masing personel masih membawa satu-satu amunisi,” katanya.
Kedua terdakwa itu mengatakan bahwa penembakan gas air mata itu mereka kerjakan untuk mengusir massa yang melaksanakan penyerangan dan memaksa masuk ke lapangan.
Kesaksian ini berbeda dengan pernyataan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang sebelumnya pernah mengklaim hanya 11 gas air mata yang ditembakkan pada Tragedi Kanjuruhan.
Dia menyebut gas air mata ditembakkan ke tribun selatan sebanyak tujuh tembakan, tribun utara satu tembakan, dan tiga tembakan gas air mata ke lapangan Stadion Kanjuruhan.
“Ke tribun selatan kurang lebih 7 tembakan, ke tribun utara 1 tembakan, dan ke lapangan 3 tembakan,” kata Listyosaat konferensi pers pada Kamis malam (6/10/2022).
Dia menyampaikan 11 personel yang menembakkan gas air mata dikala pertarungan Arema FC versus Persebaya usai. Kala itu sebagian penonton juga sudah masuk ke lapangan.
“Terdapat 11 personel yang menembakkan,” kata Listyo.
(frd/pmg)