Teman – teman pernah gak sih sih pada saat jalan-jalan ke pasar, mall, atau tempat perbelanjaan lainnya pada saat dalam kondisi “lapar”? Nah kalian pasti tentunya akan mengalami yang namanya “lapar mata” saat berada di tempat tersebut, apalagi buat kalian – kalian yang kurang mampu untuk mengontrol diri kalian untuk melihat – lihat barang/makanan lalu membelinya tanpa pertimbangan ini itu. Hal ini juga sangat sering kita jumpai dan rasakan saat bulan Ramadhan, terlebih saat kalian dalam kondisi berpuasa. Khususnya saat kalian berada di pasar ramadhan atau di pujasera dan kalian dihadapkan dengan berbagai macam pilihan takjil yang sangat menggiurkan dan terlihat segar pada saat kalian berpuasa. Siapa sih yang ga kalap buat beli berbagai macam takjil yang ada di pasar ramadhan?? Hehehe.
Sebagai manusia ada saatnya sebenarnya kita tidak terlalu membutuhkan hal yang sebenarnya kita beli itu. Dalam definisi masyarakat luas atau awam, hal ini disebut dengan lapar mata. Sementara, menurut ilmu psikologi sendiri terdapat dua istilah yang hampir sama namun berbeda yaitu emotional buying dan emotional eating. Nah kali ini pembahasan kita akan mendalami “lapar mata” yang erat kaitannya dengan makan secara psikologis. Menurut salah satu penelitian yang telah dirilis oleh International Journal of Behavioral Medicine, kebanyakan dari kita mengonsumsi makanan itu biasanya disebabkan oleh adanya dorongan-dorongan psikologis yaitu berupa dorongan emosional.
Emotional eating juga dapat membuat kita tak bisa mengontrol nafsu makan karena sedang stres atau dalam masalah. Ketika kita misalnya berada dalam kondisi sedang berpuasa, kadar gula darah akan menurun dan hal ini memicu hypotalamus yang berfungsi sebagai pusat rasa lapar di otak menjadi aktif segera setelah tingkat kadar gula dalam darah menurun. Bagian otak ini terutama berfungsi mengaktifkan produksi hormon stres adrenalin, agar manusia melakukan segala cara untuk berhasil mencari makanan. Hal inilah yang sering kali memicu manusia untuk berbelanja secara berlebihan khususnya saat membeli hidangan saat berbuka puasa, baik di pasar ramadhan ataupun di rumah-rumah makan.
APASIH BEDANYA LAPAR MATA DENGAN LAPAR FISIK?
A. Lapar Fisik
1. Orang yang mengalami lapar secara fisik biasanya merasakan lapar pada bagian perutnya dan ia cenderung merasa tidak bertenaga untuk melakukan segala aktivitasnya.
2. Keinginan makan itu tidak akan menghilang walaupun kalian mencoba untuk menunggu keinginan tersebut hilang, justru kalian akan mengalami peningkatan keinginan untuk makan jika terus menunda-nunda kemauan kalian untuk makan
3. Keinginan untuk makan semakin besar seiring dengan berjalannya waktu
4. Tidak ada satupun kegiatan yang dapat menunda rasa lapar pada diri seorang individu, selain makan itu.
B. Lapar Mata
1. Secara fisiologis, sebenarnya kalian tidak merasakan rasa lapar sedikitpun
2. Keinginan makan akan menghilang seiring waktu dan jika kalian mau menunggunya
3. Keinginan tidak meningkat seiring waktu
4. Melakukan hal yang lain dapat mengalihkan keinginan kalian untuk makan.
GIMANA SIH CARA MENGHINDARI LAPAR MATA?
Jika kalian merasa bahwa diri kalian sedang mengalami lapar mata, maka hal yang harus kalian lakukan yaitu yang pertama adalah :
1. Jika kalian berada disuatu tempat yang mana di tempat tersebut ada barang atau makanan yang kalian inginkan, kalian bisa pulang terlebih dahulu dan tunggu hingga esok hari, lalu pada keesokan harinya kalian putuskan apakah kalian masih memerlukan barang atau makanan tersebut atau tidak. Hal ini dapat memberi kalian waktu untuk berpikir 2 kali tentang barang atau makanan yang ingin kalian beli di tempat tersebut.
2. Buat daftar belanja dan bawa uang secukupnya. Membuat daftar belanja dapat menjadi salah satu keputusan yang tepat. Karena dengan membuat daftar belanja kita dapat menghemat waktu. Kita tidak harus lagi berkeliling untuk melihat atau mencari apa yang kita perlukan, karena semuanya sudah ada di catatan belanja kita. Kita tidak perlu lagi mengingat-ingat apa bahan bahan yang habis di rumah, sehingga kita dapat membeli barang sesuai dengan apa yang benar benar kita butuhkan saja.
3. Ajak orang lain untuk mengingatkanmu saat berbelanja. Dengan mengajak orang lain saat kamu pergi berbelanja, kamu mempunya eksternal kontrol agar jika kamu kehilangan kontrol diri saat ingin membeli suatu barang yang sebenarnya tidak terlalu kamu perlukan, teman kamu tersebut dapat mengingatkan bahwa itu sebenarnya tidak perlu kamu beli.
4. Pastikan keadaan fisik benar benar dalam keadaan lapar. Kamu harus benar-benar memastikan apakah kamu benar benar mengalami lapar secara fisik, atau hanya lapar mata saja. Kendalikan diri sebaik mungkin. Karena lapar mata ini dapat berbahaya bagi konfisi finansial kamu yang dapat membuat kantong kamu kering di awal bulan ketika kamu sudah mendapat gaji.
Tahukah kamu?? Trend restoran all you can eat yang semakin menjamur sekarang itu juga erat kaitannya dengan fenomena lapar mata atau emosional eating. Tentunya kamu pasti pernah melihat promo-promo tentang makan sepuasnya atau yang lebih dikenal dengan istilah AYCE “All You Can Eat”? Restoran all you can eat merupakan konsep makan sepuasnya yang memungkinkan kita mengambil sebanyak apa pun makanan yang kita suka dari buffet yang tersaji. Tentu saja, hal ini membuat kita merasa sayang jika melewatkan kesempatan ini. Tara De Thouaras, Head of Pscyhologist lightHOUSE Clinic memberikan pendapatnya mengenai fenomena kenapa kita bisa lupa diri saat makan di restoran all you can eat.
MENGEKSPRESIKAN KEBEBASAN
Pada umumnya kita sering belajar tentang bagaimana cara untuk mengendalikan diri, jadi ketika diberi kesempatan untuk melepaskan kendali dirinya, maka kita akan bersemangat mengekspresikan kebebasan kita, contohnya makan sebanyak-banyaknya di restoran all you can eat.
PIKIRAN TIDAK INGIN RUGI
Ketika kita telah mengeluarkan uang di restoran all you can eat, maka yang ada di pikiran kita adalah bagaimana agar bisa bermanfaat uang yang telah dikeluarkan dengan mengambil kesempatan untuk makan sebanyak banyaknya agar kita tidak rugi.
PERSEPSI BAHAGIA DENGAN MAKAN
Persepsi yang umum bagi kita bahwa dengan makan bahwa hal itu akan membuat mood kita menjadi lebih baik, atau dengan kata lain bahagia karena makan menjadikan kita terbiasa memasukkan makanan untuk mempertahankan rasa bahagia tersebut. Sehingga terus menerus makan, deh.
KEBIASAAN MAKAN BANYAK
Jika kita sudah terbiasa makan dengan porsi banyak, atau terlalu sering mengunjungi restoran all you can eat, maka tidak heran jika kita menjadi kalap saat berada di restoran tersebut. Karena secara tidak langsung kita selalu berpikir kalau makan sedikit itu tidak kenyang, jadi harus makan banyak.
TIDAK MERASA JERA KARENA PUAS
Ketika berada di restoran all you can eat, adalah momen dimana kita diberi kesempatan untuk melepas kontrol diri dengan boleh makan sepuasnya sehingga emosi yang kita rasakan adalah sesuatu yang nyaman. Saat kita berpikir dimana kita bisa makan apapun, tanpa harus memikirkan total pembayaran nantinya, tanpa harus memikirkan porsi yang kita makan, tanpa harus memperhatikan apa yang orang lain katakan. Kita bisa makan apa aja, dan disitulah letak kebahagiaannya.
PANDUAN SEHAT MAKAN ALL YOU CAN EAT
1. Makan sesuai jadwal dan menyeimbangkan gizi makanan pada jadwal lain
2. Memiliki makanan berdasarkan kemauan
3. Memakai piring yang kecil
4. Memperhatikan jenis dan komposisi makanan dengan cermat
5. Memisahkan minyak dan saus
6. Minum minuman rendah kalori
Makan pada dasarnya merupakan kebutuhan dasar kita sebagai seorang manusia. Mulai dari bayi kita sudah dihadapkan pada makanan untuk menutrisi tubuh kita. Namun aktivitas makan nampaknya sekarang dianggap sebagai hal yang “biasa”. Sekarang makan hanya dianggap sebagai sarana untuk merasakan kenyamanan dan kenikmatan. Ada juga yang mengganggapnya sebagai penghilang rasa bosan. Ada juga yang menjadikan makanan sebagai iseng-isengan seperti memasak atau memakan makanan dengan porsi besar (mukbang) yang tujuannya hanya untuk konten di sosial media. Padahal sebenarnya makanan tersebut belum tentu dapat dihabiskan.
Sebagai manusia yang beriman kepada Allah SWT, kita tentunya harus memahami bahwa pada hakikatnya makan itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan fisiologis kita secara alami. Yang mana pada dasarnya setiap sel yang ada pada tubuh kita ini membutuhkan bahan bakar yaitu berupa asupan makanan yang bernutrisi untuk tubuh. Ada istilah yang menyebutkan bahwa “kita adalah apa yang kita makan”. Hal tersebut benar adanya karena dengan memakanan makanan yang sehat dan baik bagi tubuh tentunya akan memberikan dampak yang positif bagi tubuh kita.
Aktivitas makan kita harus benar benar diperhatikan. Jangan sampai kita memakan makanan yang tidak baik bagi tubuh maupun berlebihan porsinya. Jika ada aktivitas makan yang salah, maka penyakit penyakit akan dapat mudah bermunculan pada tubuh kita. Karena itu, dalam islam sudah diterangkan sesungguhnya dalam Al-Quran telah ada beberapa tuntunan dasar mengenai makan yang benar yaitu: makanlah makanan yang halal dan baik (QS. Al-Maidah: 88), dan janganlah makan secara berlebihan (QS. Al-A’raf: 31).
Memakan makanan yang halal baik bagi tubuh karena pada dasarnya makanan halal tersebut sudah jelas baik bagi tubuh. Makanan yang halal tersebut dapat mempengaruhi metabolisme dari tubuh kita yang mana jika itu baik bagi kesehatan fisik kita, maka dampak dari memakan makanan yang halal akan berdampak positif juga bagi perilaku dan kesehatan mental kita. Dengan perilaku positif tersebut diharapkan kita juga selalu mampu untuk menentukan hal apa yang baik ketika kita dihadapkan pada kondisi dimana makanan itu terlihat “berlimpah” dan bagaimana kita mengelola emosi serta perilaku kita agar makan sesuai dengan kebutuhan kita saja.
Baca Selengkapnya di Orasi.ID