Sampai hari ini, kasus pembunuhan bocah berinisial KY (4) yang ditemukan tewas mengenaskan di Septictank di daerah Kelurahan Rawasari, Kecamatan Alam Barajo, Kota Jambi, pada Senin 25 Juli tahun lalu masih juga belum menemui titik terang.
Bulan berganti tahun dan kini hampir 6 bulan sudah semenjak kematian si kecil KY. Publik terus dibuat bertanya-tanya siapa sebenarnya pelaku pembunuhan keji itu. Sementara orangtua korban mengalami duka mendalam, hingga saat ini.
Sebagai perempuan yang berdomisili di daerah Kota Jambi tentu saya sangat resah serta prihatin dengan kasus keji yang menimpa bocah perempuan itu. Terlebih lagi, sudah 6 bulan kasus ini jalan di tempat.
Bukan tanpa sebab, pembunuhan sadis terhadap KY telah menggoreskan ketakutan besar bagi keluarga serta warga di sekitar TKP.
Situasi itu diperparah lagi dengan simpang siur berita yang bermunculan, mulai dari dugaan-dugaan yang mengarah ke ayah korban, tetangga, dan semua yang di anggap mempunyai kemungkinan terlibat oleh pihak berwajib atau Kepolisian.
Minggu lalu, 15 Januari 2023 saya berinisiatif mendatangi rumah orangtua korban. Disana, saya mengetahui bahwa Ayah korban bahkan sempat menjalani proses pemeriksaan, namun mirisnya penyidik diduga sampai mengokang senjata di dekat ayah korban saat proses pemeriksaan.
Mungkin hanya gertakan atau bagian dari strategi dalam pemeriksaan. Ya kita tidak tau pasti, namun itulah yang di ungkapkan ayah korban (KY).
Bayangkan betapa sangat terpukul dia, sudahlah kehilangan putri bungsunya namun dugaan-dugaan kejam mengarah kepadanya, seolah dirinya terlibat dan mengetahui pembunuhan itu.
Namun sampai hari ini, pihak Kepolisian dengan semua sumber dayanya yang telah memeriksa sejumlah orang nampak belum juga mampu menetapkan siapa Tersangka kasus pembunuhan KY.
Meski begitu, bapak korban masih berharap besar agar pelaku Pembunuhan sadis putri bungsunya segera di temukan agar tidak muncul lagi dugaan-dugaan yang menyesatkan.
Sementata itu ibu korban mengatakan jika kini rasa trauma jadi menghantuinya, untuk keluar dari dalam rumah dan melewati tempat-tempat yang di perkirakan menjadi titik terakhir korban terlihat oleh warga saja hingga kini ibu korban tidak sanggup. Tentu itu hal yang wajar dialami oleh orangtua ketika kehilangan anaknya dengan cara yang tak wajar.
Kini kematian KY menjadi pukulan yang teramat besar bagi warga sekitar, sebab pelaku nya masih bebas berkeliaran. Anak- anak dan orangtua disana merasakan ketakutan yang sama. Berdasarkan penuturan dari warga serta anak-anak setempat yang sempat saya tanyai, beberapa orangtua mengatakan sangat takut jika anak nya keluar main di sekitaran tempat itu.
Para orangtua was-was jika anak nya lepas dari pantauan mereka, beberapa anak juga mengatakan takut untuk pergi bermain, takut untuk pergi mengaji setelah peristiwa KY.
Jika kita mengingat kembali dalam kasus ini sudah banyak saksi yang diperiksa oleh polisi, anjing pelacak diturunkan hingga proses reka ulang adegan sudah di lakukan tapi sampai kini tetap saja kasusnya masih gelap pekat, seolah sangat-sangat sulit untuk diselesaikan.
Tentu kasus pembunuhan KY menjadi PR besar bagi instansi kepolisian, pasalnya sejak KY dinyatakan hilang pada tanggal 23-07-2022. Saat itu sebenarnya pihak keluarga sudah langsung melapor ke instansi terkait, namun berdasarkan pernyataan keluarga. Pihak kepolisian berdalih kasus baru bisa diproses setelah 1X24 Jam.
Sempat juga pihak keluarga mengeluh kepada pihak kepolisian karena yang hilang ini bocah berusia 4 tahun, tentu tidak mungkin sanggup pergi jauh.
Tak berhenti disitu, pihak keluarga juga melanjutkan laporan kedua setelah laporan pertama tidak begitu di respon dengan cepat. Bersama beberapa warga, ayah korban pergi namun lagi – lagi respon yang di harapkan mereka dari instansi kaepolisian tetap mengecewakan
pihak kepolisian tidak langsung turun ke lokasi kejadian setelah kurang dari 48 jam Korban Hilang ,baru lah pihak kepolisian turun ke lokasi di tanggal 25-07-2022
Warga setempat tetap melakukan pencarian mulai dari KY dinyatakan hilang di hari Sabtu siang 23 Juli 2022 hingga malam harinya namun hasilnya tetap tidak menemukan titik terang.
Septictank di sekitaran perumahan warga juga sudah di cek dan di obok-obok tapi tidak ditemukan keberadaan korban, hingga di 25 Juli 2022 pihak kepolisian baru turun ke lokasi kejadian dan septictank itu di gali lagi
atas petunjuk seorang anak laki laki berinisial AZ (5) yang atas keterangannya bermain bersama KY sebelum KY hilang.
Setelah penemuan jasad KY di septictank, almarhumah dibawa kerumah sakit untuk di otopsi, namun sempat terjadi perkara kecil disana,
keluarga korban tidak memiliki Uang untuk mengotopsi Jasad KY yang terdapat banyak kejanggalan.
Ayah korban sempat berpasrah diri dengan meminta tidak usah di Otopsi karena tidak sanggup menanggung biayanya. Namun atas dasar kemanusian dan ruhani yang masih berfungsi dengan baik, warga sekitar dan kumpulan Jurnalis Indonesia patungan agar Jenazah Korban bisa di Otopsi.
Disini juga saya sangat menyayangkan peran Instansi yang terlibat juga pemerintah, seharusnya untuk masyarakat kurang mampu negara harus hadir dan menjadi barisan nomor satu untuk hal-hal urgent.
Jangan sampai tindakan untuk mengungkap kebenaran dan fakta dari kasus meninggalkannya KY ini terhalang karena perkara rupiah, tapi untung saja ada warga setempat serta kumpulan Jurnalis Indonesia yang masih memiliki jiwa kemanusian yang tinggi dan berfungsi dengan baik sehingga Otopsi KY tetap bisa dilakukan.
Hasil dari otopsi jenazah korban pun terungkap fakta bahwa pembunuhan ini merupakan pembuhan yang luar biasa kejam, terdapat luka lebam di tubuh KY, kepalanya retak, lehernya patah, ada bagian dalam perutnya yang keluar dari kemaluan dan anusnya robek.
Dokter mengatakan itu diakibatkan kekerasan seksual yang dialami korban, hal ini di ungkapkan oleh ibu korban dengan berlinang air mata.
Banyak pihak yang bersimpati dan menawarkan bantuan kepada pihak keluarga termasuk bantuan yang datang dari pengacara, namun ayah korban mengatakan tidak ada perkembangan yang didengar dari mereka semua.
“Jika bisa nyawaku ditukar agar bisa menyelesaikan kasus yang menimpa putriku maka akan kulakukan.” kata ayah korban emosional.
Keluarga dan warga setempat berharap pelaku segera ditemukan dan dihukum seberat-beratnya agar tidak selalu dibayang bayangi dengan ketakutan dan kecemasan.
Tentu sudah menjadi tugas pihak berwajib memberikan rasa aman bagi masyarakat, sebabaken untuk itu lah Intansi itu ada di negara ini. Jangan sampai harapan dan kepercayaan yang di titipkan masyarakat di Pundak mereka pupus dan tidak bisa dipertanggung jawabkan.
Kini, hampir 6 bulan semenjak peristiwa keji yang menimpa KY. Timbul pertanyaan, siapa korban selanjutnya? Berapa banyak lagi korban yang harus mengalami penderitan serupa seperti yang di alami si kecil KY?
Jika pelaku tidak bisa diungkap dan diproses Hukum, kasih berkeliaran bebas menghirup udara segar di luar sana. Maka kita bisa menilai sensori bagaimana kinerja Aparat Penegak Hukum dalam menegakkan hukum itu sendiri.
Terakhir saya ingin menyampaikan, jangan sampai kasus yang menimpa KY dianggap peristiwa biasa. Ada kejahatan besar yang harus diungkap, demi terciptanya situasi kondusif dan rasa aman bagi keluarga yang ditinggalkan serta masyarakat Jambi dan Keluarga serta publik masih tetap menunggu PR tersebut diselesaikan oleh pihak berwajib.
*Penulis merupakan Mahasiswi Unja Fakultas Hukum semester 8,
Relawan Beranda Perempuan dan aktif di Organisasi Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia