Infografik
Bali sangat terkenal dengan keindahan alam dan kebudayaan yang sangat terjaga keorisinalannya, contohnya Subak. Subak merupakan sebuah sistem pengairan yang dimiliki oleh masyarakat petani yang ada di bali. Subak berfungsi untuk mengatur tentang manajemen atau sistem pengairan sawah secara tradisional dan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Dengan demikian, tentunya Subak tidak tercipta dengan sendirinya. Akan tetapi, subak tercipta karena adanya sumber air dan yang paling penting yaitu masyarakat. Hal ini dapat menjadi penyebab terciptanya suatu permukiman. Pada studi kasus Desa Tenganan, terletak di Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem di sebelah timur pulau Bali.
Permukiman desa Tenganan terbentuk dari sistem adat yang telah ada. Hal ini juga yang mengatur pola permukiman di desa Tenganan. Pola permukiman di desa Tenganan berupa core yang membujur dari utara ke selatan. Pola tersebut terdiri terdiri atas tiga bagian yaitu, Banjar Kauh, Banjar Tengah, dan Banjar Pandeh.
Dominan mata pencaharian masyarakat khususnya yang menetap di desa Tenganan Bali memanfaatkan lahan serta sumber air untuk melakukan kegiatan pertanian, yang di mana di bali terkenal dengan model sistem sawah yang unik yaitu terasering di mana mungkin memudahkan aliran air mengalir (subak) untuk sawah tersebut. Tidak hanya itu, masyarakat di desa Tenganan Bali juga seorang perajin songket dan cindramata lainnya.
Referensi:
I Gede Pitana, 1993, Subak Sistem Irigasi Tradisional di Bali Sebuah Canangsari,Upada Sastra, Denpasar
Ni Putu Ika Nopitasari. Konsep Tri Hita Karana Dalam Subak. Universitas Udayana
I Gede Vibhuti Kumarananda. Asal Mula Sistem Subak di Bali
Purwita, I.B PT. 1993. Kajian Sejarah Subak di Bali. Dalam Pitana, I Gde (Ed), Subak: Sistem Irigasi Tradisional di Bali, Sebuah Canang Sari. Denpasar: Upada Sastra.
Baca Selengkapnya di Orasi.ID