DATAJAMBI, Batanghari – Bupati Batanghari Muhammad Fadhil Arief menyebut pemerintah kabupaten (Pemkab) Batanghari, tahun ini berencana membeli tanah di belakang RSUD HAMBA Muara Bulian.
“Insya Allah tahun ini kita akan membeli tanah di belakang RSUD HAMBA ini. Manfaatnya pertama, kita akan membuat lingkungan rumah sakit menjadi lebih nyaman,” kata Fadhil sewaktu peresmian dua fasilitas baru pekan ini.
Nanti akan ada taman-taman, pasien-pasien yang masih menjalani perawatan bisa nongkrong disana. Tak hanya itu, pasien pun bisa ikut senam yoga, mendengar musik serta melihat ikan dalam kolam.
“Parkir rumah sakit ini tak sempit lagi. Sehingga kalau masyarakat berobat, mereka tak cemas mobil mereka lecet atau takut motor hilang,” ucapnya.
Kebutuhan masyarakat serta tuntutan masyarakat terhadap pelayanan semakin tinggi, apalagi pelayanan kesehatan. Menurut dia ada dua hal mendasar pelayanan di Indonesia ini, pertama pelayanan kesehatan dan kedua pelayanan pendidikan.
“Kita tahu bersama, dokter, bidan dan perawat di RSUD HAMBA ini tak hanya berprofesi sebagai orang yang mencari rezeki saja,” ujarnya.
Mereka pasti ada panggilan hati untuk mengabdi, pasti ada panggilan untuk berbuat lebih kepada orang lain. Kalau hal ini tak mereka miliki, kata Fadhil, mana mungkin tenaga medis jadi pilihan hidup.
Manajemen RSUD HAMBA Muara Bulian harus memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh masyarakat Kabupaten Batanghari. Ia mengucapkan terima kasih atas pelayanan sewaktu ibu mertuanya menjalani perawatan hingga wafat.
“Saya membayangkan kalau lah pelayanan terhadap mertua saya diberlakukan kepada semua orang di Batanghari, pasti luar biasa ini Bu Direktur. Takutnya berbeda, karena mertua Bupati kan. Jangan sampai ada tebang pilih dalam hal pelayanan pasien,” katanya.
Fadhil meresmikan dua fasilitas baru RSUD HAMBA Muara Bulian berupa gedung kamar operasi dan ICU terpadu. Ia ingin dua fasilitas tersebut mampu menyokong terwujudnya RSUD HAMBA sebagai rumah sakit rujukan bagi kabupaten/kota wilayah barat Provinsi Jambi.
“Saya punya tanggung jawab memajukan RSUD HAMBA Muara Bulian sebagai penguasa barang milik daerah,” ujarnya.
Legitimasi masyarakat merupakan satu dari sejumlah faktor penentu terwujudnya impian besar ini. Opini dan pikiran setiap pasien harus terbentuk kala berobat ke RSUD HAMBA.
“Bahwa kalau berobat di rumah sakit ini pasti enak pelayanannya,” ucapnya.
Fadhil secara tegas berujar semua rawat inap RSUD HAMBA tak ada lagi bau-bau toilet. Baik berupa bau kotoran, maupun bau dari alat pembersih. Menurutnya, rumah sakit identik dengan bau pembersih lantai.
“Hal-hal sepele ini ternyata membuat sebagian rumah sakit swasta ternama bisa di kritik orang. Saya tak mau ini terjadi di RSUD HAMBA,” ucapnya. (Adv)