DATAJAMBI, Jambi – Dua tahun anggaran: tahun 2022 dan tahun 2023, Rumah Susun (Rusun) untuk ASN di Kejaksaan Tinggi Jambi sebesar Rp 18,4 miliar tampak gagah dan mewah. Meski telah gagah berdiri 4 lantai, Rusun yang berada di Komplek Rumah Dinas Kejaksaan Tinggi Jambi Jalan Depati Parbo RT 11, Kelurahan Buluran Kenali, Telanaipura, Kota Jambi itu belum juga difungsikan.
Pada Jumat, 17 November 2023, terlihat sedang dipasang paving block di depan Rusun. Tiga orang pekerja tengah tidur-tiduran di bagian teras Rusun. Hanya ada beberapa sepeda motor yang parkir.
Di bagian depan Rusun terhampar ribuan paving block, batu bata, dan kerangka besi yang sebagian sudah tersusun.
Saat dihampiri, Zul, salah satu pekerja di rusunawa ini mengaku tak tahu jelas kapan target pemasangan paving block ini selesai.
“Kurang tahu, Mas jelasnya, yang penting kami kerjakan saja,” kata Zul pada Jumat, 17 November 2023.
Rusun Kejaksaan Tinggi ini sangat mewah dilengkapi dengan satu tower yang menjulang ke atas melampaui atap bangunan. Tidak diketahui pasti mengapa rusunawa ini sangat mewah.
Benarkah lebih mahal dan mewah ketimbang Rusun lain? Jawabannya bisa iya, bisa pula tidak. Namun bila dibandingkan nilai proyeknya, bisa jadi benar. Rusun Kejati senilai Rp 18,4 miliar memang paling gede nilainya ketimbang tiga Rusun atau Rusunawa lainnya di Kota Jambi.
Lihat saja Rumah Susun Sewa (Rusunawa) BPJN IV Jambi. Nilainya Rp 17,05 miliar. Lalu, Rumah Susun Sewa (Rusunawa) RSUD Raden Mattaher yang digarap oleh Balai Pelaksana Penyedia Perumahan (BP2P) Sumatera IV lewat kontraktor Jakarta yakni PT Sihyong Jaya Persada. Nilainya juga hanya Rp 14,7 miliar.
Lantas yang paling kecil anggarannya yaitu Rusun Universitas Muhammadiyah (UM) Jambi. Rusun yang akan dibangun dengan anggaran Rp 13,68 miliar.
Kemudian, benarkah Rusun Kejati Jambi lebih mewah? Ini dibenarkan Kepala Balai (Kabalai) BP2P Sumatra IV, Tambat Yulis. Soal harga, Tambat mengaku itu ditentukan oleh bidang perencanaan, pihaknya hanya menerima setelah proses tender selesai.
“Kalau soal fasilitas. Memang benar, pihak Kejati yang mengusulkan, kami lantas meneruskan ke pihak Kementerian. Ada penambahan lapangan tenis dan parkir dan sekarang sedang dikerjakan,” kata Tambat Yulis kepada media ini pada Jumat, 17 November 2023.
Menurut Tambat, tipe Rusun Kejati Jambi setara dengan Rusunawa RSUD Raden Mattaher Jambi. Ia mengakui memang ada selisih nilai proyek yang cukup tinggi. Namun, dia mengaku tak terlibat dalam proses penetapan harga proyek.
Ironisnya, memang hanya selisih Rp 1 miliar lebih, Rusun Kejati Jambi juga terlihat mentereng dibandingkan Rusunawa BPJN IV. Rusunawa BPJN IV tak memiliki akses parkir dan jalan. Lokasinya dari jalan poros, cukup jauh ke dalam.
Lebih menyedihkan lagi, di gapura Rusunawa BPJN IV, digunakan untuk penyemaian bibit sawit.
Soal ini, Tambat berkilah, proses pembangunan Rusunawa itu berubah dari perencanaan. Sejak awal, Rusunawa itu dibangun di dalam karena di depannya akan dibangun kantor BPJN IV Jambi. Namun di tengah perjalanan, pembangunan kantor dibatalkan.
“Sehingga, kami tidak menyiapkan jalan dan fasilitas lainnya. Baru sekarang, BPJN IV menganggarkan sendiri proyek jalan lingkungan menuju Rusunawa,” ucap Tambat.
Tetapi kenapa ada pembibitan sawit? Tambat tak berkomentar.