Jambi – Anggota DPRD Kabupaten Muarojambi, Usman Halik menyampaikan aktivitas masyarakat di Kumpeh terhambat akibat kondisi jalan yang rusak parah. Padahal, jalan tersebut masuk dalam proyek multiyears Provinsi Jambi.
Usman menyebut, Pemprov Jambi telah mengucurkan anggaran sebesar Rp 381 miliar untuk pembanguan jalan tersebut dan pembangunan dilakukan secara bertahap. Pengerjaan dimulai pada tahun 2022 sebanyak 10 persen, kemudian akan dilanjutkan pada tahun 2023 sebanyak 45 persen dan tahun 2024 sebanyak 45 persen.
Ia mengungkap ada persoalan yang muncul akibat pembangunan yang dilakukan secara bertahap. Dimana, pembangunan jalan yang dilakukan pada tahun 2022 tidak meyentuh daerah yang memang membutuhkan penanganan. Kata Usman, bahkan pengerjaan jalan dilakukan di tempat yang tidak tepat seperti mengaspal jalan yang masih mulus.
“Masalah sekarang yang timbul, karena masih banyak jalan yang belum bisa ditingkatkan pada tahun 2022, sementara mobilisasi yang padat dan diperparah dengan hujan sehingga jalan itu hancur. Sekarang yang paling parah ada diantara Desa Sponjen dan Kelurahan Tanjung,” kata Usman Halik pada Jumat, 27 Januari 2023.
Sebagai anggota dewan dari Kumpeh, ia berharap Pemprov dapat mendahulukan spot-spot jalan yang kerusakannya paling parah. Hal itu bermaksud agar aktivitas masyarakat dapat terus berjalan dengan baik.
“Harapan kami kepada Pemprov untuk bisa mengerjakan spot yang paling parah sehingga aktivitas masyarakat tidak terganggu. Sekarang masalahnya anak pergi sekolah, orang pergi ke kebun terhalang oleh jalan tersebut. Saat hujan, mobil-mobil sawit nyangkut dan ada juga yang jatuh sehingga kendaraan lain tidak bisa lewa,” katanya.
Ia bercerita peristiwa yang terjadi pada hari Rabu, 25 Januari 2023 silam. Banyak pedagang pasar tidak dapat melewati jalan rusak sehingga terpaksa tidak bisa berjualan.
“Kami meminta pemeintah dapat bekerjasama dengan kontraktor dan perusahaan untuk menangani jalan terparah dulu untuk sementara saja. Yang penting aktivitas masyarakat tidak terganggu, terutama anak- anak sekolah, pelayanan masyarakat serta orang-orang yang mencari kehiduoan seperti supir angkot dan mobil pasar,” ucapnya.
Reporter: Frangki Pasaribu