Hingga penutupan perdagangan Jumat (13/1), aksi jual investor asing di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak awal 2023 sudah mencapai nilai bersih Rp5,161 triliun, ikut menekan Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) untuk tetap berada di pola downtrend .
Berdasarkan data perdagangan di BEI yang dikutip Minggu (15/1), nilai jual bersih investor asing pada perdagangan Jumat (13/1) sebesar Rp551,59 miliar, sehingga total nilai jual bersih dalam dua pekan pertama tahun ini sudah mencapai Rp5,16 triliun.
Sementara itu, IHSG pada penutupan perdagangan di akhir pekan ini berada di posisi 6.641 atau terkoreksi sebesar 0,64 persen jika dibandingkan dengan posisi penutupan pada akhir pekan sebelumnya yang berada di level 6.684.
Dengan posisi IHSG yang berada di level 6.641 tersebut, maka nilai kapitalisasi pasar di BEI pada penutupan perdagangan di akhir pekan ini menjadi Rp9.182,35 triliun atau merosot hingga 0,82 persen dibandingkan akhir pekan sebelumnya yang sebesar Rp9.258,27 triliun.
Namun demikian, rata-rata nilai transaksi harian selama sepekan terakhir perdagangan di BEI tercatat meningkat 24,09 persen menjadi Rp11,54 triliun dari Rp9,3 triliun pada sepekan sebelumnya.
Perbaikan kinerja perdagangan saham selama sepekan juga terjadi pada rata-rata volume transaksi harian yang mengalami kenaikan sebesar 4,8 persen menjadi 17,24 miliar saham dari 16,45 miliar saham pada pekan sebelumnya.
Kemudian, rata-rata frekuensi transaksi harian selama sepekan tercatat meningkat 0,48 persen menjadi 1.109.809 kali dari 1.104.455 kali transaksi pada sepekansebelumnya.
Selama sepekan perdagangan, BEI menerima empat perusahaan yang melakukan pencatatan perdana saham yakni, PTSunindo Pratama Tbk (SUNI), PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE), PT Hatten Bali Tbk (WINE) dan PT Lavender Bina Cendikia Tbk (BMBL). Sehingga, selama dua pekan di 2023 sudah terdapat delapan emiten baru.
Selama sepekan terakhir, BEI menerima satu pencatatan satu obligasi, yaitu Obligasi Berkelanjutan III Tahap I-2022 yang diterbitkan oleh PT MNC Kapital Indonesia Tbk (BCAP) senilai Rp450 miliar.
Dengan demikian, jumlah emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat di sepanjang 2023 sebanyak dua emisi dariemiten, dengan nilai emisi Rp1,05 triliun. Sedangkan, total obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI mencapai 509 emisi, dengan nilai nominal outstanding Rp446,35 triliun dan USD47,5 juta yang diterbitkan oleh 124 emiten.
Adapun jumlah Surat Berharga Negara (SBN) yang tercatat di BEI sebanyak 186 seri, dengan nilai emisi sebesar Rp5.310,43 triliun dan USD438,31 juta. Sementara itu, jumlah Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak sebelas emisi senilai Rp5,36 triliun.